Senin, 26 November 2012


 NASKAH DRAMA AYAT - AYAT CINTA

Di hari yang cerah dekat sungai nil. Fahri bertemu dengan seorang perempuan.
Maria : “Fahri!”                                                                                 
Fahri : “Maria, Sebelum aku kesini, sebenarnya ada 2 hal yang bikin aku kagum sama Mesir. Yaitu Al Azhar dan Sungai Nil, karena tanpa sungai Nil, tidak ada Mesir dan tidak ada AL Azhar.”
Maria :” "Aku juga suka sungai Nil, kalau tidak ada sungai Nil, pasti tidak ada Mesir, tidak ada peradaban, yang ada hanya gurun pasir, kamu percaya pada jodoh, Fahri?"
Fahri :” Ya, setiap orang memiliki…."
Maria :”"... jodohnya masing-masing. Itu yang sering kamu bilang"
"Aku rasa sungai Nil dan Mesir itu jodoh, senang ya kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit"
Fahri : “"Bukan dari langit, Maria, tapi dari hati, dekat sekali"
Ketika pulang dari sungai nil Fahri mendapat kiriman surat.
Fahri :” (membaca surat)  "Wahai orang yang lembut hatinya
Sudah lama aku selalu mengecam pahit
Kelam oleh penderitaan
Aku tak ada siapapun kecuali Allah dihatiku
Tapi kau datang dengan cahaya
Aku ingin menjadi yang halal bagimu
Yang kan kau kecup keningnya
Kau hapus airmatanya
Dari orang yang selalu merindukan cahayamu"
Keesokan harinya Fahri menuju kampus untuk bertemu dengan ustadzah. Saat ingin menemui ustadzah tiba-tiba Fahri tanpa sengaja menabrak seorang perempuan.
Nurul :” Astagfirullahhaladzim  (sambil mengemasi bukunya)
Fahri :” Astagfirullahhaladzim, mari saya bantu (sambil membantu mengemasi buku nurul)
Nurul :”Terimakasih.”
Fahri :”Dari Indonesia juga?”
Nurul:”Iya, nama saya nurul.”
Fahri :”Saya Fahri, senang bisa bertemu.”
Nurul :” (tersenyum) saya permisi dulu, Assalamualaikum.”
Fahri :” Waalaikumsalam.”
Setelah kejadian itu fahri langsung melanjutkan langkahnya untuk menemui ustadzah.
Fahri : “Assalamualaikum”
Ustadzah :” Waalaikumsalam Fahri, bagaimana dengan kuliah mu disini ?”
Fahri :” Alhamdulillah lancar.”
Ustadzah :” Terus apa rencana kamu untuk kuliahmu selanjutnya?”
Fahri :” InsyaAllah saya ingin lulus dengan gelar S2 saya, dan pulang ke Indonesia dengan membawa kabar gembira, dan setelah itu memenuhi janji saya kepada ibu….”
Ustadzah :” Kalau boleh tahu janji apa Fahri?”
Fahri:” Ibu ingin kalau saya pulang ke Indonesia saya sudah mempunyai calon istri, tapi…”
Ustadzah :” Tapi apa Fahri?”
Fahri:” Sampai sekarang pun saya belum mendapat calon istri seperti yang diinginkan ibu.”
Ustadzah :” Berusahalah Fahri dan jangan lupa untuk berdoa pada Allah, karena sesulit apapun masalah yang kau hadapi Allah pasti akan membantumu. Sholatlah dan mohon petunjuk padaNya, insyaAllah apa yang kau inginkan akan tercapai.”
Fahri :” Baik ustadzah, InsyaAllah saya akan melakukan apa yang ustadzah bilang.”
Ustadzah:”Semoga Allah memudahkan Jalanmu.”
Fahri:”Amin, sukron ustadzah.”
 Setelah bertemu dengan ustadzah Fahri menuju kantin untuk bertemu dengan saiful temannya.
Saiful :”Assalamualaikum Fahri.”
Fahri:”Waalaikumsalam.”
Saiful:” Apa ada kabar yang kau kabarkan padaku hari ini?”
Fahri:”Aku bingung……”
Saiful :”Apa ini tentang seorang calon istri yang diinginkan ibumu?”
Fahri:” (menunduk)”
Saiful :”Oh sampai lupa, kenalkan ini Aisyah , dia juga dari Indonesia”
Aisyah:”Assalamualaikum.”
Fahri:”Waalaikumsalam,saya Fahri.”
Aisyah:” Saya Aisyah, juga dari Indonesia.”
Fahri:” Alhamdulillah bisa bertemu.”
Saat berada di flat Maria….
Maria :”Apakah salah kita mencintai seseorang  mama?”
Mama Maria:”Asalkan orang itu masih belum menjadi milik orang lain Maria, ada apa?”
Maria:”Walaupun dengan perbedaan keyakinan apakah rasa itu masih boleh ada?”
Mama Maria:” Kau sedang jatuh cinta Maria?”
Maria:” Apakah ini perasaan kalau sedang jatuh cinta?”
Mama Maria:”Memangnya siapa orang yang kamu cinta Maria?”
Maria:”Dia adalah seorang yang membuatku sadar tentang artinya hidup ini mama, aku sangat mencintainya.”
Mama Maria:”(tersenyum sambil memeluk Maria).”
Siang hari di Universitas Al-Azhar.
Nurul:”Aku ingin bercerita sesuatu padamu Aisyah.”
Aisyah:”Tentang apa nurul?”
Nurul:”Seseorang mahasiswa dari Indonesia juga Aisyah.”
Aisyah:”Siapa dia Nurul?”
Nurul:” Namanya Fahri, aku bertemu dengannya saat kami tidak sengaja bertabrakan. Pertama kali aku melihatnya sesuatu yang sangat berbeda ada pada dirinya, aku mengaguminya, bahkan bisa dibilang aku mempunyai rasa padanya.”
Aisyah:”Apa tidak terlalu cepat kamu mempunyai rasa padanya?”
Nurul:”Sepertinya tidak, ia terlihat kalau ia adalah lelaki yang baik.”

Sore harinya Fahri pulang menuju flat, dan tidak sengaja ia menabrak seorang perempuan.
Fahri :” Astaghfirullah, maafkan saya.” (sambil membantu Noura)”
Noura:” Tidak apa-apa saya yang salah, bukankah Anda juga tinggal di sekitar sini?”
Fahri :” Iya saya tinggal di flat itu bersama teman saya, saya duluan ya.”
Noura :” iya iya.”
Keesokan harinya Fahri bergegas ke kampus karena ia mendapat telfon dari ustadzah, saat keluar dari flat ia bertemu dengan Noura dan Maria.
Fahri:” Assalamualaikum.”
Noura:” Fahri!”
Fahri:” Saya terburu buru, saya duluan ya.”
Setiba d kampus.
Fahri:” Assalamualaikum.”
Ustadzah:”Waalaikumsalam Fahri, bagaimana sudah tinggal beberapa langkah lagi kamu akan ujian S2 dan setelah nya kamu akan pulang ke Indonesia apakah kamu sudah penuhi janjimu kepada ibu kamu?”
Fahri:”belum (menunduk) .”
Ustadzah :” Saya punya keponakan perempuan , apa kamu ingin berkenalan dengannya? Dan apabila kalian berdoa jodoh, insyaAllah bisa dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius.”
Fahri:” Siapa ponakan perempuan ustadzah?”
Ustadzah :”kamu akan tau nanti.”
Fahri pun penasaran dengan ponakan ustadzah,sementara itu ustadzah membicarakan hal ini kepada ayah Aisyah.
Ustadzah:” Apakah Aisyah sudah mempunyai calon untuk pendamping hidupnya?”
Ayah Aisyah:” Saya tidak tahu, ada apa memangnya?”
Ustadzah:”Aku punya murid, dia lelaki dari keluarga yang sederhana, tetapi ia sangat bertanggung jawab dan penguasaan agama yang tidak diragukan lagi, namanya Fahri, apakah kau setuju?”
Ayah Aisyah:” Itu semua terserah Aisyah karena ia yang berhak melanjutkan kehidupannya seperti apa nanti.”
Sementara itu Aisyah menceritakan apa yang dirasakannya selama ini kepada kakaknya .
Aisyah:” Apakah umurku ini sudah pantas untuk menikah?”
Kakak Aisyah :” Siapa calon pemimpin rumah tanggamu Aisyah?”
Aisyah:”Aku bertemu dengannya selama aku bersekolah di Al-Azhar, lama kelamaan aku merasa perasaanku ini lebih dari sekedar mengagumi.”
Kakak Aisyah:” Apa abah sudah tahu?”
Aisyah:” Aisyah tidak berani bilang pada abah, Aisyah takut.”
Kakak Aisyah:” Apa kamu yakin dengan perasaanmu kali ini? Dan boleh tahu siapa nama lelaki itu?”
Aisyah:” InsyaAllah, namanya Fahri.”
Setelah Aisyah menceritakan semua pada kakaknya, malam harinya kakaknya pun berbicara pada abah, karena ia tahu kalau Aisyah anaknya kurang terbuka pada abah apalagi kalau soal perasaan.
Kakak Aisyah:” Ada sesuatu hal yang saya ingin ceritakan pada abah.”
Ayah Aisyah:”Tentang apa?”
Kakak Aisyah:” Tentang Aisyah abah, ia mengagumi teman sekolahnya di Al-azhar, dan ia merasa lama kelamaan perasaan itu bukan sekedar mengagumi tapi ada perasaan yang lain, dan Aisyah ingin lebih dekat dengannya kalau abah mengizinkan .”
Ayah Aisyah:”Abah kemarin bertemu dengan budhemu, ia bercerita bahwa ia mempunyai murid lelaki dan budhemu bilang pada abah supaya Aisyah dikenalkan dengan muridnya itu, kalau tidak salah namanya……..Fahri.”
Kakak Aisyah :” Fahri?” dia juga bersekolah di Al-Azhar kan?”
Ayah Aisyah:”Sepertinya begitu.”
Kakak Aisyah:” Abah yang saya maksud lelaki yang diceritakan pada saya oleh Aisyah ia bernama Fahri, apa abah tidak ingin melanjutkan perkenalan ini ? Sesuai yang Aisyah inginkan bah?”
Ayah Aisyah :” Baiklah kalau begitu, kita atur rencana pertemuannya.”
Akhirnya setelah kejadian itu kakak Aisyah bercerita pada Aisyah, dan Abah (Ayah Aisyah) bercerita kepada kakak perempuannya (ustadzah) dan mereka sama sama setuju ingin menjalin hubungan lebih dekat. Sementara di flat Fahri menceritakan keponakan perempuan ustadzah pada Saiful.
Fahri:”Kira-kira bagaimana ya dengan keponakannya ustadzah? Apa dia akan menerimaku dengan kesederhanaanku ini?”
Saiful:” Sudahlah Fahri ustadzah sangat mengenalmu dan pasti ia mencarikan perempuan yang mulia untukmu.”
Fahri:”Kalau keluarganya tidak bisa menerimaku bagaimana?”
Saiful:” Jodoh itu tidak akan kemana Fahri.”
Jadwal pertemuan Aisyah dan Fahri pun diatur. Akhirnya Fahri bertamu ke rumah Aisyah, setelah Aisyah turun dari lantai atas dan membuka cadarnya Fahri pun kaget ternyata seorang perempuan itu adalah seorang yang selama ini diinginkannya. Setelah keduanya saling kenal persiapan pernikahan pun diatur. Fahri langsung mengabari ibunya yang ada di Indonesia.
Fahri:”Assalamualaikum bu.”
Ibu Fahri:Waalaikumsalam nak, bagaimana kabarmu ? baik baik saja toh? Ibu kangen sekali begitu juga dengan orang rumah disini.”
Fahri:” Alhamdulillah baik bu, Fahri juga kangen dan ingin segera pulang ke Indonesia, tapi bu…”
Ibu Fahri:”Ada apa nak? Kamu baik baik saja kan disana?”
Fahri:” Fahri mohon doa restu pada ibu dan bapak serta keluarga disana. Fahri InsyaAllah akan menikah bu dengan Aisyah dia juga berasal dari Indonesia dia juga bersekolah di Mesir.”
Ibu Fahri:” Alhamdulillah nak, ibu seneng sekali le, akhirnya kamu menikah juga, anaknya pasti cantik, baik dan sholehah kan ?”
Fahri:”Iya bu insyaAllah dia akan menemani hidup Fahri, doakan Fahri ya bu, dan maaf Fahri pulang setelah Fahri menikah nanti.”
Ibu Fahri:”Iya le nggak papa, ibu seneennggg banget le, ini adikmu mau ngomong.”
Adik Fahri:” mas, mas Fahri apa kabar mas , baik baik aja kan? Mas kapan pulang aku kangen banget mas. Kata ibu mas mau menikah ya ? waaaa selamat ya mas, aku juga ikut seneng.”
Fahri:”Iya mas baik baik saja, sebentar lagi mas akan menikah dan setelah itu insyaAllah mas akan balik ke Indonesia.”
Adik Fahri:”Cepet pulang ya mas, jangan lupa bawa oleh-olehnya (sambil tertawa kecil).”
Fahri:”InsyaAllah ya, doakan mas semoga semua lancar dan mas bisa segera pulang. Sudah dulu ya mas masih ada perlu, salam buat ibu dan keluarga disana. Assalamualaikum.”
Adik Fahri:” Iya mas, sukses buat pernikahannya, Waalaikumsalam.”
Menuju hari pernikahnnya, Fahri memberi undangan kepada teman temannya yaitu Noura, Nurul dan Maria. Menerima undangan itu Noura dan Nurul kaget ternyata orang yang selama ini mereka kagumi menikah dengan wanita lain, hati mereka hancur, dan mereka memutuskan untuk menjauhi Fahri. Sementara itu pesta pernikahan Fahri dan Aisyah digelar, banyak sekali para undangan yang hadir dan pestanya pun sangat meriah. Setlah pernikahan usai Fahri dan Aisyah pun bahagia karena mereka sudah menjadi sepasang suami istri.
Fahri:”Aku mencitaimu Aisyah.”
Aisyah:”Aku juga mencintaimu Fahri.”
Sedangkan Maria  sedih dan mengurung diri tidak terima dengan kenyataan yang dialaminya. Maria menceritakan semua yang dirasakannya pada mamanya dan ia berkata ingin menjadi istri keduanya Fahri sebelum ia pergi selamanya dari dunia ini.  Mendengar ucapan Maria, mama Maria pun segera menemui Aisyah dan ia menceritakan semua pada Aisyah.
Mama Maria:” apa benar ini dengan Aisyah?”
Aisyah:”Iya saya Aisyah, ada yang bisa saya bantu?”
Mama Aisyah:” Saya mamanya Maria, Maria teman satu flatnya Fahri dan sudah menjadi sahabat selama bertahun tahun.”
Aisyah:”Lalu maksud Anda menemui saya ada apa?”
Mama Aisyah:” (memberi buku diary Maria).”