NASKAH DRAMA AYAT - AYAT CINTA
Di hari yang cerah dekat sungai nil. Fahri bertemu dengan seorang perempuan.
Di hari yang cerah dekat sungai nil. Fahri bertemu dengan seorang perempuan.
Maria : “Fahri!”
Fahri : “Maria, Sebelum aku kesini, sebenarnya ada 2 hal yang bikin aku kagum sama
Mesir. Yaitu Al Azhar dan Sungai Nil, karena tanpa sungai Nil, tidak ada Mesir
dan tidak ada AL Azhar.”
Maria :”
"Aku juga suka sungai Nil, kalau tidak ada sungai Nil, pasti tidak ada
Mesir, tidak ada peradaban, yang ada hanya gurun pasir, kamu percaya pada
jodoh, Fahri?"
Fahri :” Ya, setiap orang
memiliki…."
Maria :”"...
jodohnya masing-masing. Itu yang sering kamu bilang"
"Aku rasa sungai Nil dan Mesir itu jodoh, senang ya kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit"
"Aku rasa sungai Nil dan Mesir itu jodoh, senang ya kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit"
Fahri : “"Bukan dari
langit, Maria, tapi dari hati, dekat sekali"
Ketika pulang dari sungai nil
Fahri mendapat kiriman surat.
Fahri :” (membaca surat) "Wahai orang yang lembut hatinya
Sudah lama aku selalu mengecam pahit
Kelam oleh penderitaan
Aku tak ada siapapun kecuali Allah dihatiku
Tapi kau datang dengan cahaya
Aku ingin menjadi yang halal bagimu
Yang kan kau kecup keningnya
Kau hapus airmatanya
Dari orang yang selalu merindukan cahayamu"
Sudah lama aku selalu mengecam pahit
Kelam oleh penderitaan
Aku tak ada siapapun kecuali Allah dihatiku
Tapi kau datang dengan cahaya
Aku ingin menjadi yang halal bagimu
Yang kan kau kecup keningnya
Kau hapus airmatanya
Dari orang yang selalu merindukan cahayamu"
Keesokan harinya Fahri menuju
kampus untuk bertemu dengan ustadzah. Saat ingin menemui ustadzah tiba-tiba
Fahri tanpa sengaja menabrak seorang perempuan.
Nurul :”
Astagfirullahhaladzim (sambil mengemasi
bukunya)
Fahri :” Astagfirullahhaladzim,
mari saya bantu (sambil membantu mengemasi buku nurul)
Nurul :”Terimakasih.”
Fahri :”Dari Indonesia juga?”
Nurul:”Iya, nama saya nurul.”
Fahri :”Saya Fahri, senang bisa
bertemu.”
Nurul :” (tersenyum) saya
permisi dulu, Assalamualaikum.”
Fahri :” Waalaikumsalam.”
Setelah kejadian itu fahri
langsung melanjutkan langkahnya untuk menemui ustadzah.
Fahri : “Assalamualaikum”
Ustadzah :” Waalaikumsalam
Fahri, bagaimana dengan kuliah mu disini ?”
Fahri :” Alhamdulillah lancar.”
Ustadzah :” Terus apa rencana
kamu untuk kuliahmu selanjutnya?”
Fahri :” InsyaAllah saya ingin
lulus dengan gelar S2 saya, dan pulang ke Indonesia dengan membawa kabar
gembira, dan setelah itu memenuhi janji saya kepada ibu….”
Ustadzah :” Kalau boleh tahu
janji apa Fahri?”
Fahri:” Ibu ingin kalau saya
pulang ke Indonesia saya sudah mempunyai calon istri, tapi…”
Ustadzah :” Tapi apa Fahri?”
Fahri:” Sampai sekarang pun saya
belum mendapat calon istri seperti yang diinginkan ibu.”
Ustadzah :” Berusahalah Fahri
dan jangan lupa untuk berdoa pada Allah, karena sesulit apapun masalah yang kau
hadapi Allah pasti akan membantumu. Sholatlah dan mohon petunjuk padaNya,
insyaAllah apa yang kau inginkan akan tercapai.”
Fahri :” Baik ustadzah,
InsyaAllah saya akan melakukan apa yang ustadzah bilang.”
Ustadzah:”Semoga Allah
memudahkan Jalanmu.”
Fahri:”Amin, sukron ustadzah.”
Setelah bertemu dengan ustadzah Fahri menuju
kantin untuk bertemu dengan saiful temannya.
Saiful :”Assalamualaikum Fahri.”
Fahri:”Waalaikumsalam.”
Saiful:” Apa ada kabar yang kau
kabarkan padaku hari ini?”
Fahri:”Aku bingung……”
Saiful :”Apa ini tentang seorang
calon istri yang diinginkan ibumu?”
Fahri:” (menunduk)”
Saiful :”Oh sampai lupa, kenalkan
ini Aisyah , dia juga dari Indonesia”
Aisyah:”Assalamualaikum.”
Fahri:”Waalaikumsalam,saya
Fahri.”
Aisyah:” Saya Aisyah, juga dari
Indonesia.”
Fahri:” Alhamdulillah bisa
bertemu.”
Saat berada di flat Maria….
Maria :”Apakah salah kita
mencintai seseorang mama?”
Mama Maria:”Asalkan orang itu
masih belum menjadi milik orang lain Maria, ada apa?”
Maria:”Walaupun dengan perbedaan
keyakinan apakah rasa itu masih boleh ada?”
Mama Maria:” Kau sedang jatuh
cinta Maria?”
Maria:” Apakah ini perasaan
kalau sedang jatuh cinta?”
Mama Maria:”Memangnya siapa
orang yang kamu cinta Maria?”
Maria:”Dia adalah seorang yang
membuatku sadar tentang artinya hidup ini mama, aku sangat mencintainya.”
Mama Maria:”(tersenyum sambil
memeluk Maria).”
Siang hari di Universitas Al-Azhar.
Nurul:”Aku ingin bercerita
sesuatu padamu Aisyah.”
Aisyah:”Tentang apa nurul?”
Nurul:”Seseorang mahasiswa dari
Indonesia juga Aisyah.”
Aisyah:”Siapa dia Nurul?”
Nurul:” Namanya Fahri, aku
bertemu dengannya saat kami tidak sengaja bertabrakan. Pertama kali aku
melihatnya sesuatu yang sangat berbeda ada pada dirinya, aku mengaguminya,
bahkan bisa dibilang aku mempunyai rasa padanya.”
Aisyah:”Apa tidak terlalu cepat
kamu mempunyai rasa padanya?”
Nurul:”Sepertinya tidak, ia
terlihat kalau ia adalah lelaki yang baik.”
Sore harinya Fahri pulang menuju
flat, dan tidak sengaja ia menabrak seorang perempuan.
Fahri :” Astaghfirullah, maafkan
saya.” (sambil membantu Noura)”
Noura:” Tidak apa-apa saya yang
salah, bukankah Anda juga tinggal di sekitar sini?”
Fahri :” Iya saya tinggal di
flat itu bersama teman saya, saya duluan ya.”
Noura :” iya iya.”
Keesokan harinya Fahri bergegas
ke kampus karena ia mendapat telfon dari ustadzah, saat keluar dari flat ia
bertemu dengan Noura dan Maria.
Fahri:” Assalamualaikum.”
Noura:” Fahri!”
Fahri:” Saya terburu buru, saya
duluan ya.”
Setiba d kampus.
Fahri:” Assalamualaikum.”
Ustadzah:”Waalaikumsalam Fahri,
bagaimana sudah tinggal beberapa langkah lagi kamu akan ujian S2 dan setelah
nya kamu akan pulang ke Indonesia apakah kamu sudah penuhi janjimu kepada ibu
kamu?”
Fahri:”belum (menunduk) .”
Ustadzah :” Saya punya keponakan
perempuan , apa kamu ingin berkenalan dengannya? Dan apabila kalian berdoa
jodoh, insyaAllah bisa dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius.”
Fahri:” Siapa ponakan perempuan
ustadzah?”
Ustadzah :”kamu akan tau nanti.”
Fahri pun penasaran dengan
ponakan ustadzah,sementara itu ustadzah membicarakan hal ini kepada ayah
Aisyah.
Ustadzah:” Apakah Aisyah sudah
mempunyai calon untuk pendamping hidupnya?”
Ayah Aisyah:” Saya tidak tahu,
ada apa memangnya?”
Ustadzah:”Aku punya murid, dia
lelaki dari keluarga yang sederhana, tetapi ia sangat bertanggung jawab dan
penguasaan agama yang tidak diragukan lagi, namanya Fahri, apakah kau setuju?”
Ayah Aisyah:” Itu semua terserah
Aisyah karena ia yang berhak melanjutkan kehidupannya seperti apa nanti.”
Sementara itu Aisyah
menceritakan apa yang dirasakannya selama ini kepada kakaknya .
Aisyah:” Apakah umurku ini sudah
pantas untuk menikah?”
Kakak Aisyah :” Siapa calon pemimpin
rumah tanggamu Aisyah?”
Aisyah:”Aku bertemu dengannya
selama aku bersekolah di Al-Azhar, lama kelamaan aku merasa perasaanku ini
lebih dari sekedar mengagumi.”
Kakak Aisyah:” Apa abah sudah
tahu?”
Aisyah:” Aisyah tidak berani
bilang pada abah, Aisyah takut.”
Kakak Aisyah:” Apa kamu yakin
dengan perasaanmu kali ini? Dan boleh tahu siapa nama lelaki itu?”
Aisyah:” InsyaAllah, namanya Fahri.”
Setelah Aisyah menceritakan
semua pada kakaknya, malam harinya kakaknya pun berbicara pada abah, karena ia
tahu kalau Aisyah anaknya kurang terbuka pada abah apalagi kalau soal perasaan.
Kakak Aisyah:” Ada sesuatu hal
yang saya ingin ceritakan pada abah.”
Ayah Aisyah:”Tentang apa?”
Kakak Aisyah:” Tentang Aisyah
abah, ia mengagumi teman sekolahnya di Al-azhar, dan ia merasa lama kelamaan
perasaan itu bukan sekedar mengagumi tapi ada perasaan yang lain, dan Aisyah
ingin lebih dekat dengannya kalau abah mengizinkan .”
Ayah Aisyah:”Abah kemarin
bertemu dengan budhemu, ia bercerita bahwa ia mempunyai murid lelaki dan budhemu
bilang pada abah supaya Aisyah dikenalkan dengan muridnya itu, kalau tidak
salah namanya……..Fahri.”
Kakak Aisyah :” Fahri?” dia juga
bersekolah di Al-Azhar kan?”
Ayah Aisyah:”Sepertinya begitu.”
Kakak Aisyah:” Abah yang saya
maksud lelaki yang diceritakan pada saya oleh Aisyah ia bernama Fahri, apa abah
tidak ingin melanjutkan perkenalan ini ? Sesuai yang Aisyah inginkan bah?”
Ayah Aisyah :” Baiklah kalau
begitu, kita atur rencana pertemuannya.”
Akhirnya setelah kejadian itu
kakak Aisyah bercerita pada Aisyah, dan Abah (Ayah Aisyah) bercerita kepada
kakak perempuannya (ustadzah) dan mereka sama sama setuju ingin menjalin
hubungan lebih dekat. Sementara di flat Fahri menceritakan keponakan perempuan
ustadzah pada Saiful.
Fahri:”Kira-kira bagaimana ya
dengan keponakannya ustadzah? Apa dia akan menerimaku dengan kesederhanaanku
ini?”
Saiful:” Sudahlah Fahri ustadzah
sangat mengenalmu dan pasti ia mencarikan perempuan yang mulia untukmu.”
Fahri:”Kalau keluarganya tidak
bisa menerimaku bagaimana?”
Saiful:” Jodoh itu tidak akan
kemana Fahri.”
Jadwal pertemuan Aisyah dan
Fahri pun diatur. Akhirnya Fahri bertamu ke rumah Aisyah, setelah Aisyah turun
dari lantai atas dan membuka cadarnya Fahri pun kaget ternyata seorang
perempuan itu adalah seorang yang selama ini diinginkannya. Setelah keduanya
saling kenal persiapan pernikahan pun diatur. Fahri langsung mengabari ibunya
yang ada di Indonesia.
Fahri:”Assalamualaikum bu.”
Ibu Fahri:Waalaikumsalam nak,
bagaimana kabarmu ? baik baik saja toh? Ibu kangen sekali begitu juga dengan
orang rumah disini.”
Fahri:” Alhamdulillah baik bu,
Fahri juga kangen dan ingin segera pulang ke Indonesia, tapi bu…”
Ibu Fahri:”Ada apa nak? Kamu
baik baik saja kan disana?”
Fahri:” Fahri mohon doa restu
pada ibu dan bapak serta keluarga disana. Fahri InsyaAllah akan menikah bu
dengan Aisyah dia juga berasal dari Indonesia dia juga bersekolah di Mesir.”
Ibu Fahri:” Alhamdulillah nak,
ibu seneng sekali le, akhirnya kamu menikah juga, anaknya pasti cantik, baik
dan sholehah kan ?”
Fahri:”Iya bu insyaAllah dia
akan menemani hidup Fahri, doakan Fahri ya bu, dan maaf Fahri pulang setelah
Fahri menikah nanti.”
Ibu Fahri:”Iya le nggak papa,
ibu seneennggg banget le, ini adikmu mau ngomong.”
Adik Fahri:” mas, mas Fahri apa
kabar mas , baik baik aja kan? Mas kapan pulang aku kangen banget mas. Kata ibu
mas mau menikah ya ? waaaa selamat ya mas, aku juga ikut seneng.”
Fahri:”Iya mas baik baik saja,
sebentar lagi mas akan menikah dan setelah itu insyaAllah mas akan balik ke
Indonesia.”
Adik Fahri:”Cepet pulang ya mas,
jangan lupa bawa oleh-olehnya (sambil tertawa kecil).”
Fahri:”InsyaAllah ya, doakan mas
semoga semua lancar dan mas bisa segera pulang. Sudah dulu ya mas masih ada
perlu, salam buat ibu dan keluarga disana. Assalamualaikum.”
Adik Fahri:” Iya mas, sukses
buat pernikahannya, Waalaikumsalam.”
Menuju hari pernikahnnya, Fahri
memberi undangan kepada teman temannya yaitu Noura, Nurul dan Maria. Menerima
undangan itu Noura dan Nurul kaget ternyata orang yang selama ini mereka kagumi
menikah dengan wanita lain, hati mereka hancur, dan mereka memutuskan untuk
menjauhi Fahri. Sementara itu pesta pernikahan Fahri dan Aisyah digelar, banyak
sekali para undangan yang hadir dan pestanya pun sangat meriah. Setlah
pernikahan usai Fahri dan Aisyah pun bahagia karena mereka sudah menjadi
sepasang suami istri.
Fahri:”Aku mencitaimu Aisyah.”
Aisyah:”Aku juga mencintaimu
Fahri.”
Sedangkan Maria sedih dan mengurung diri tidak terima dengan
kenyataan yang dialaminya. Maria menceritakan semua yang dirasakannya pada mamanya
dan ia berkata ingin menjadi istri keduanya Fahri sebelum ia pergi selamanya
dari dunia ini. Mendengar ucapan Maria,
mama Maria pun segera menemui Aisyah dan ia menceritakan semua pada Aisyah.
Mama Maria:” apa benar ini
dengan Aisyah?”
Aisyah:”Iya saya Aisyah, ada
yang bisa saya bantu?”
Mama Aisyah:” Saya mamanya Maria, Maria teman satu flatnya Fahri dan sudah menjadi sahabat selama bertahun tahun.”
Mama Aisyah:” Saya mamanya Maria, Maria teman satu flatnya Fahri dan sudah menjadi sahabat selama bertahun tahun.”
Aisyah:”Lalu maksud Anda menemui
saya ada apa?”
Mama Aisyah:” (memberi buku
diary Maria).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar